Bagi pemerhati budaya Jejepangan, pastinya even ini sudah
tidak asing lagi. Hanya digelar setahun dua kali di seluruh dunia, yap Japanese
Language Proficiency Test sebentar lagi akan digelaaaaar! *yeay* Desember 2016 ini
akan diadakan JLPT dan saya daftar untuk level N3. Sebenarnya ada perasaan
takut gagal, tapi tidak ada salahnya dicoba karena biayanya murah dan kesempatan
tesnya sangat langka. Kalau gagal, toh masih bisa dicoba lagi enam bulan
kemudian.
Terakhir kali saya belajar bahasa Jepang secara formal itu
November 2015. Sudah lama sekali, ingatan saya sudah mulai membeku. Selain
belajar mandiri, kemarin saya mencari-cari tempat kursus bahasa Jepang.
Paling bagus tentu saja di Japan Foundation. Berada di
kawasan Senayan, lembaga ini didirikan oleh pemerintah Jepang langsung. By the
way, Japan Foundation itu berbeda dengan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Japan Foundation bergerak di bidang sosial dan budaya pop, bukan tempat mengurus visa ya. Hehe. Namun, setelah saya
bertanya pada petugas yang menangani kursus bahasa Jepang, kelasnya rata-rata
mulai jam 18.30 – 20.30 dan tidak ada kelas akhir pekan. Mungkin tidak masalah
kalau tempat tinggal saya di Jakarta. Huhuu~
Tempat kedua yang saya datangi yaitu Shinjuku Nihongo Center
di BSD City. Bangunannya di ruko Golden Boulevard. Ada dua kelas yang ditawarkan
yaitu kelas reguler dan kelas persiapan JLPT. Setelah dipertimbangkan, saya
berniat mengambil kelas reguler karena biayanya hanya 64% dari kelas persiapan
JLPT. Lalu, saya sebelumnya pernah ikut kelas persiapan JLPT di Pusat Studi Jepang
UGM dan itu bebannya berat sekali. Saya tidak yakin bisa mengikuti ritme kelas
persiapan JLPT kali ini karena sudah lama tidak belajar bahasa Jepang. Jadi, rencananya
ikut kelas reguler saja, latihan soalnya di rumah.
Begitulah rencana saya sebelum negara api menyerang...
Biaya kelas reguler di Shinjuku Nihongo Center memang hanya
64% dari kelas persiapan JLPTnya, namun itu 7,6x lipat lebih mahal dari kelas
reguler sewaktu saya belajar di Pusat Studi Jepang UGM. Like, whaaaaaat? Bukan 2x
lipat lebih mahal, ini bahkan 7,6x lipat! “Ya sudahlah, investasi untuk masa
depan,” pikir saya.
Kemudian, saya pergi ke ATM ingin mentransferkan biayanya.
Begitu sudah di ATM, nomor rekening tujuannya hilang. “Ambil cash saja, lalu
besok datang ke tempat kursusnya,” pikir saya. Keesokan harinya, waktu
menghitung uang yang akan dibayarkan... Kok jadi sayang ya? Ini jumlah yang
tidak sedikit bagi saya. Pundi-pundi tabungan boleh mengumpulkan dari kerja
romusha di Toyota. Mending dipakai foya-foya di Kinokuniya. Huhu.
Jadi, kali ini saya memutuskan untuk tidak kursus. Mahal.
Kalau ada yang mau bayarin sih ga masalah... Haha. Yuk mari kita ke Kinokuniya
saja. Bisa dijual lagi bukunya kalau sudah lulus N3. Haha ngga mau rugi~~
No comments:
Post a Comment